Daisypath Friendship tickers

Daisypath Friendship tickers

Friday, October 29, 2010

Sejarah Imam Hanbali (Bahagian 1)

"Ia murid paling cendekia yang pernah saya jumpai selama di Baghdad. Sikapnya menghadapi sidang pengadilan dan menanggung petaka akibat tekanan khalifah Abbasiyyah selama 15 tahun karena menolak doktrin resmi Mu'tazilah merupakan saksi hidup watak agung dan kegigihan yang mengabdikannya sebagai tokoh besar sepanjang masa." Penilaian ini diungkapkan oleh Imam Syafi'i, yang tak lain adalah guru Imam Hanbali. Menurut Syafi'i, perjuangan mempertahankan keyakinan yang tak sesuai dengan pemikiran seseorang, selalu menghadapi risiko antara hidup dan mati. Dan Imam Hanbali membuktikan hal itu.

Imam Hanbali yang terkenal sebagai ahli dan pakar hadits ini memang sangat memberikan perhatian besar pada ilmu yang satu ini. Kegigihan dan kesungguhannya telah melahirkan banyak ulama dan perawi hadits terkenal misalnya Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud yang tak lain buah didikannya. Karya-karya mereka seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim atau Sunan Abu Daud menjadi kitab hadits standar yang menjadi rujukan umat Islam di seluruh dunia dalam memahami ajaran Islam yang disampaikan Rasulullah SAW lewat hadits-haditsnya.

Kepakaran Imam Hanbali dalam ilmu hadits memang tak diragukan lagi sehingga mengundang banyak tokoh ulama berguru kepadanya. Menurut putra sulungnya, Abdullah bin Ahmad, Imam Hanbali hafal hingga 700.000 hadits di luar kepala.

Hadits sejumlah itu, diseleksi secara ketat dan ditulisnya kembali dalam kitab karyanya Al Musnad. Dalam kitab tersebut, hanya 40.000 hadits yang dituliskan kembali dengan susunan berdasarkan tertib nama sahabat yang meriwayatkan. Umumnya hadits dalam kitab ini berderajat sahih dan hanya sedikit yang berderajat dhaif. Berdasar penelitian Abdul Aziz al Khuli, seorang ulama bahasa yang banyak menulis biografi tokoh sahabat, sebenarnya hadits yang termuat dalam Al Musnad berjumlah 30 ribu karena ada sekitar 10 ribu hadits yang berulang.

Kepandaian Imam Hanbali dalam ilmu hadits, bukan datang begitu saja. Tokoh kelahiran Baghdad, 780 M (wafat 855 M) ini, dikenal sebagai ulama yang gigih mendalami ilmu. Lahir dengan nama Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Imam Hanbali dibesarkan oleh ibunya, karena sang ayah meninggal dalam usia muda. Hingga usia 16 tahun, Hanbali belajar Al-Qur'an dan ilmu-ilmu agama lain kepada ulama-ulama Baghdad.

Setelah itu, ia mengunjungi para ulama terkenal di berbagai tempat seperti Kufah, Basrah, Syam, Yaman, Mekkah dan Madinah. Beberapa gurunya antara lain Hammad bin Khalid, Ismail bil Aliyyah, Muzaffar bin Mudrik, Walin bin Muslim, dan Musa bin Tariq. Dari merekalah Hanbali muda mendalami fikih, hadits, tafsir, kalam, dan bahasa. Karena kecerdasan dan ketekunannya, Hanbali dapat menyerap semua pelajaran dengan baik.

Kecintaannya kepada ilmu begitu luar biasa. Karenanya, setiap kali mendengar ada ulama terkenal di suatu tempat, ia rela menempuh perjalanan jauh dan waktu lama hanya untuk menimba ilmu dari sang ulama. Kecintaan kepada ilmu jua yang menjadikan Hanbali rela tak menikah dalam usia muda. Ia baru menikah setelah usia 40 tahun.

Pertama kali, ia menikah dengan Aisyah binti Fadl dan dikaruniai seorang putra bernama Saleh. Ketika Aisyah meninggal, ia menikah kembali dengan Raihanah dan dikarunia putra bernama Abdullah. Istri keduanya pun meninggal dan Hanbali menikah untuk terakhir kalinya dengan seorang jariyah, hamba sahaya wanita bernama Husinah. Darinya ia memperoleh lima orang anak yaitu Zainab, Hasan, Husain, Muhammad, dan Said.

Tak hanya pandai, Imam Hanbali dikenal tekun beribadah dan dermawan. Imam Ibrahim bin Hani, salah seorang ulama terkenal yang jadi sahabatnya menjadi saksi akan kezuhudan Imam Hanbali. ''Hampir setiap hari ia berpuasa dan tidurnya pun sedikit sekali di waktu malam. Ia lebih banyak shalat malam dan witir hingga Shubuh tiba,'' katanya.

Mengenai kedermawanannya, Imam Yahya bin Hilal, salah seorang ulama ahli fikih, berkata, ''Aku pernah datang kepada Imam Hanbali, lalu aku diberinya uang sebanyak empat dirham sambil berkata, 'Ini adalah rezeki yang kuperoleh hari ini dan semuanya kuberikan kepadamu.'''

Imam Hanbali juga dikenal teguh memegang pendirian. Di masa hidupnya, aliran Mu'tazilah tengah berjaya. Dukungan Khalifah Al Ma'mun dari Dinasti Abbasiyah yang menjadikan aliran ini sebagai madzhab resmi negara membuat kalangan ulama berang. Salah satu ajaran yang dipaksakan penganut Mu'tazilah adalah paham Al-Qur'an merupakan makhluk atau ciptaan Tuhan. Banyak umat Islam yang menolak pandangan itu.

Imam Hanbali termasuk yang menentang fahaman tersebut. Akibatnya, ia pun dipenjara dan disiksa oleh Mu'tasim, putra Al Ma'mun. Setiap hari ia didera dan dipukul. Siksaan ini berlangsung hingga Al Wasiq menggantikan ayahnya, Mu'tasim. Siksaan tersebut makin meneguhkan sikap Hanbali menentang fahaman sesat itu. Sikapnya itu membuat umat makin bersimpati kepadanya sehingga pengikutnya makin banyak kendati ia mendekam dalam penjara.

Sepeninggal Al Wasiq, Imam Hanbali menghirup udara kebebasan. Al Mutawakkil,  pengganti, membebaskan Imam Hanbali dan memuliakannya. Namanya pun makin terkenal dan banyaklah ulama dari berbagai pelosok belajar kepadanya. Para ulama yang belajar kepadanya antara lain Imam Hasan bin Musa, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Abu Zur'ah Ad Dimasyqi, Imam Abu Zuhrah, Imam Ibnu Abi, dan Imam Abu Bakar Al Asram.

Sebagaimana ketiga Imam lainnya; Syafi'i, Hanafi dan Maliki, oleh para muridnya, ajaran-ajaran Imam Ahmad ibn Hanbali dijadikan patokan dalam amaliyah (praktik) ritual, khususnya dalam masalah fikih. Sebagai pendiri madzhab tersebut, Imam Hanbali memberikan perhatian khusus pada masalah ritual keagamaan, terutama yang bersumber pada Sunnah.

Menurut Ibnu Qayyim, salah seorang pengikut madzhab Hanbali, ada lima landasan pokok yang dijadikan dasar penetapan hukum dan fatwa madzhab Hanbali. Pertama, nash (Al-Qur'an dan Sunnah). Jika ia menemukan nash, maka ia akan berfatwa dengan Al-Qur'an dan Sunnah dan tidak berpaling pada sumber lainnya. Kedua, fatwa sahabat yang diketahui tidak ada yang menentangnya.

Ketiga, jika para sahabat berbeda pendapat, ia akan memilih pendapat yang dinilainya lebih sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW. Jika ternyata pendapat yang ada tidak jelas persesuaiannya dengan Al-Qur'an dan Sunnah, maka ia tidak akan menetapkan salah satunya, tetapi mengambil sikap diam atau meriwayatkan kedua-duanya.

Keempat, mengambil hadits mursal (hadits yang dalam sanadnya tidak disebutkan nama perawinya), dan hadits dhaif (hadits yang lemah, namun bukan 'maudu', atau hadits lemah). Dalam hal ini, hadits dhaif didahulukan daripada qias. Dan kelima adalah qias, atau analogi. Qias digunakan bila tidak ditemukan dasar hukum dari keempat sumber di atas.

Pada awalnya madzhab Hanbali hanya berkembang di Baghdad. Baru pada abad ke-6 H, madzhab ini berkembang di Mesir. Perkembangan pesat terjadi pada abad ke-11 dan ke-12 H, berkat usaha Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) dan Ibnu Qayyim (w. 751 H). Kedua tokoh inilah yang membuka mata banyak orang untuk memberikan perhatian pada fikih madzhab Hanbali, khususnya dalam bidang muamalah. Kini, madzhab tersebut banyak dianut umat Islam di kawasan Timur Tengah.

Hasil karya Imam Hanbali tersebar luas di berbagai lembaga pendidikan keagamaan. Beberapa kitab yang sampai kini jadi kajian antara lain Tafsir Al-Qur'an, An Nasikh wal Mansukh, Jawaban Al-Qur'an, At Tarikh, Taat ar Rasul, dan Al Wara. Kitabnya yang paling terkenal adalah Musnad Ahmad bin Hanbal.

Saturday, October 9, 2010

Protokol-Protokol Zionis Yahudi

  Protokol Yahudi telah dibawa ke pengetahuan umum pada tahun 1901M, apaila seorang wanita perancis telah mencuri naskhah protokol ini daripada seorang pemimpin tertinggi Freemasonary. Wanita tersebut telah mencurinya diakhir muktamar rahsia (Jewish Masonic Conspiracy) yang diadakan di Perancis. Di dalam naskhah asalnya tidak digunakan kalimah “Yahudi” kecuali di dalam dua tempat sahaja. Ianya hanya menggunakan perkataan “Kita” dan “Orang bukan Yahudi”. Protokol-protokol ini telah diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Ust Mohd Khalifah Attunisi. Di bawah tajuk “Protokol Hukama Sohyuni”

 

Protokol 1 :Cara memerintah yang sebaik-baiknya ialah dengan menggunakan kekerasan dan keganasan bukan dengan perbincangan ilmiah. Hak itu terletak kepada kekuatan. Sesungguhnya politik tidak sesuai dengan akhlak. Pemerintah yang berpandukan moral bukanlah ahli politik yang bijak. Mereka yang ingin memerintah mestilah pandai menggunakan tipu helah dan matlamat yang menghalalkan cara. Minuman keras harus digunakan untuk mencapai tujuan itu.

Protokol 2
: Bantuan-bantuan yang diberikan oleh bangsa Yahudi melalui agen-agen Yahudi akan memperkuatkan kedudukan Yahudi. Yahudi akan memerintah bangsa lain seperti bangsa itu sendiri memerintah negaranya tanpa disedari bahawa mereka telah berada di bawah genggaman Yahudi. Ketua pentadbir yang dilantik untuk mengatur pentadbiran negeri terdiri daripada oramg-orang yang berjiwa budak, yang mudah diarah untuk kepentingan Yahudi. Melalui akhbar, Yahudi mengerakkan fikiran orang ramai serta mengambil kesempatan mendapatkan emas, meskipun dari lautan darah dan air mata. Pengorbanan adalah perlu, kerana setiap yang bernyawa di kalangan Yahudi berharga 1,000 orang bukan Yahudi.

Protokol 3 : Yahudi akan menjadikan negara bukan Yahudi , sebagai gelanggang pertelagahan manusia yang boleh membawa huru-hara dan seterusnya kemerosotan ekonomi. Yahudi akan berlagak sebagai penyelamat dengan mempelawa memasuki PASUKAN KITA iaitu sosialis, komunis dan lain-lain yang dapat memberi ruang kepada Yahudi untuk menguasai bangsa bukan Yahudi. Dalam alam fikiran Yahudi wajib ditanam perasaan bahawa semua haiwan (bangsa bukan Yahudi) tidur nyenyak apabila kenyang dengan darah. Ketika itu senanglah bagi yahudi memperhambakan mereka.

Protokol 4 : Bangsa Yahudi mestilah menghapuskan segala bentuk kepercayaan agama serta mengikis dari hati orang bukan Yahudi prinsip ketuhanan dan menggantikannya dengan perkiraan ilmu hisab serta lain-lain keperluan kebendaan. Fikiran orang bukan Yahudi mestilah dialih ke arah memikirkan soal perdagangan dan perusahaan supaya mereka tidak ada masa untuk memikirkan musuh-musuh mereka. Akhirnya seluruh kepentingan akan jatuh ke tangan Yahudi.

Protokol 5 : Kalau muncul orang-orang yang bijaksana dari kalangan bukan Yahudi, mereka tidak akan dapat mengatasi bangsa Yahudi. Ilmu sains, politik dan ekonomi rekaan orang Yahudi yang bijak memberi taraf yang tinggi kepada modal. Untuk menjamin public oponion kepada Yahudi, bangsa Yahudi mestilah membingungkan mereka dengan memberikan pelbagai pendapat yang saling bertentangan. Akhirnya mereka mengambil keputusan tidak mencampuri urusan politik kerana politik hanya difahami oleh orang-orang yang memimpin rakyat sahaja. Inilah rahsia yang pertama.
 

Protokol-protokol Zionis antarabangsa : Untuk memusnahkan perusahaan bangsa bukan Yahudi, ialah dengan cara merosakkan sumber pengeluaran dengan memupuk tabiat berbuat kejahatan dan meminum minuman keras di kalangan pekerja, serta mengambil langkah menghapuskan orang-orang terpelajar di kalangan bangsa bukan Yahudi. Semua bangsa yang bukan Yahudi mesti dipatuhkan menduduki martabat kaum buruh yang melarat.

Protokol 7 : Orang-orang Yahudi wajib menaburkan fitnah supaya timbul kekacauan, pertelagahan dan permusuhan di kalangan manusia. Bila timbul penentangan terhadap bangsa Yahudi, maka wajiblah orang-orang Yahudi menyambutnya dengan peperangan secara total di seluruh dunia .

Protokol 8 : Pemerintah Yahudi akan dikelilingi oleh segolongan ahli-ahli bank, jutawan dan usahawan.

Protokol 9 : Yahudi akan mendirikan KERAJAAN DIKTATOR dengan membuat dan melaksanakan undang-undang yang tegas , iaitu undang-undang yang akan membunuh tanpa pengampunan. Yahudi akan merosakkan moral pemuda-pemuda bukan Yahudi dengan menanamkan teori-teori palsu dan ilmu-ilmu yang batil.


Protokol 10 : Yahudi akan membawa masuk racun liberisme ke dalam negara-negara bukan Yahudi supaya menggugat kestabilan politik. Pilihanraya diatur supaya boleh memberi kemenangan kepada pemimpin-pemimpin yang dapat bertugas sebagai agen Yahudi dalam melaksanakan rancangan-rancangan Yahudi.


Protokol 11 : Bangsa Yahudi menyifatkan diri mereka sebagai SERIGALA dan bangsa lain sebagai KAMBING. Bagi mereka, Yahudi merupakan bangsa yang terpilih dan mereka bercerai-berai di atas muka bumi ini sebagai satu rahmat. Cerai-berai yang nampak sebagai satu kelemahan, tetapi mencerminkan kekuatan yang dapat membawa bangsa itu ke pintu kekuasaan di seluruh dunia.

Protokol 12 : Yahudi akan mengubah pengertian tentang KEBEBASAN atau KEMERDEKAAN dengan mentafsirkan istilah itu sebagai mengamalkan apa-apa yang diperkenalkan atau diberikan oleh undang-undang. Kalau bangsa bukan Yahudi diberi permit menerbitkan 10 akhbar atau majalah, maka bangsa Yahudi mesti menerbitkan 30 akhbar atau majalah. Ia penting supaya menjadi alat untuk mengubah fikiran rakyat.

Protokol 13
: Untuk melengkapi usaha-usaha memonopoli dan mempercepatkan proses keruntuhan kaum industrialis dari kalangan bukan Yahudi, di samping terus mendorong adanya spekulasi itu, maka bangsa Yahudi menyebarkan projek-projek kemewahan, badan pertunjukan di kalangan bukan Yahudi kerana semuanya ini akan menelan kekayaan mereka. Untuk mengalihkan perhatian orang-orang bukan Yahudi dari memikirkan persoalan politik, maka agen-agen Yahudi hendaklah membawa mereka kepada kegiatan-kegiatan hiburan, olahraga (sukan), pesta-pesta, pertandingan-pertandingan kesenian, kebudayaan dan lain-lain lagi.

Protokol 14 : Para filosuf mestilah membincangkan kekurangan-kekurangan serta mendedahkan keburukan agama-agama lain. Para penulis Yahudi harus menonjolkan tulisan-tulisan pornografi (lucah) iaitu mengadakan sastera yang tidak bermakna, kotor dan keji.

Protokol 15 : Bila mendapat kekuasaan, bangsa Yahudi akan membunuh tanpa belas-kasihan terhadap setiap orang yang menentangnya. Setiap pertubuhan yang merancang untuk menentangnya mestilah dibubarkan dan ahli-ahlinya dibuang negeri. Oleh itu mesti didirikan sebanyak-banyaknya FREMASONIC LODGE iaitu tempat-tempat pertemuan rahsia orang-orang Yahudi.

Protokol 16 : Yahudi akan membangunkan universiti mengikut rancangan yang tersusun. Pensyarah-pensyarah akan mendidik dan membina para pemuda supaya menjadi manusia yang patuh kepada pihak berkuasa (Yahudi) .Bagaimanapun, ajaran mengenai undang-undang negeri dan politik tidak diajar kecuali beberapa orang sahaja yang dipilih kerana kebolehan mereka.

Protokol 17 : Yahudi meletakkan kehakiman dalam bidang yang sempit dan terhad. Perguaman akan melahirkan orang-orang yang kejam dan tidak berperikemanusiaan . Ia mempunyai tabiat untuk mencapai kemenangan bagi orang yang dibelanya, walaupun terpaksa menghancurkan semangat keadilan dan mengorbankan kebajikan masyarakat.

Protokol 18 : The King of Jew akan dikawal oleh pengawal-pengawal rahsia, kerana orang-orang Yahudi tidak akan membuka pintu kepada kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan untuk menentang Yahudi.

Protokol 19 : Bangsa Yahudi akan membicarakan orang-orang yang melakukan kesalahan politik sama seperti orang yang membunuh dan lain-lain kesalahan yang hina. Orang ramai akan memandang kesalahan-kesalahan politik itu sebagai kesalahan yang hina dan berasa benci kepada mereka yang melakukannya.

Protokol 20 : Bank Yahudi International akan memberi pinjaman kepada bangsa yang bukan Yahudi dengan kadar bunga yang tinggi. Pinjaman yang sedemikian merupakan lintah yang melekat pada badan. Bank Yahudi akan membiarkan lebih banyak lintah yang melekat hingga akhirnya mereka mati kerana kehilangan darah yang terlalu banyak. Ekonomi akan lumpuh bila hutang melekat.

Protokol 21 : Yahudi menggantikan pasaran wang institusi hutang kerajaan di mana tujuannya untuk meletakkan nilai perusahaan mengikut pendapatan kerajaan. Institusi ini akan dapat menawarkan kepada pasaran 500 sijil pinjaman perusahaan dalam sehari atau memberi sebanyak itu juga. Dengan cara inilah perusahaan akan bergantung kepada Yahudi.

Protokol 22 : Untuk mencapai tujuan yang baik, kadang-kadang kekerasan terpaksa digunakan. Kekuasaan bagi Yahudi kerana BERKUASA PENUH dalam rangka meletakkan dunia di bawah pemerintahannya. Di tangan Yahudilah terletak pusat kekuasaan yang paling besar.

Protokol 23 : Orang Yahudi wajib melatih seluruh umat manusia dalam meninggikan rasa segan dan malu agar mereka terbiasa dengan sifat patuh dan setia iaitu setia pada Yahudi.

Protokol 24
: Kerajaan tidak boleh diserahkan kepada mereka yang tidak tahu selok-belok pemerintahan. Hanya mereka yang boleh menunjukkan sifat keras, kejam dan boleh memerintah dengan tegas akan menerima teraju kerajaan daripada pemimpin-pemimpin kita (Yahudi ).


Artikel diambil dari sini

Friday, October 8, 2010

Penipisan lapisan ozon

Assalamualaikum...
huhu...sudah lama tak update blog...
kali ini saya ingin berkongsi satu artikel yang menarik walaupun berbeza dengan artikel-artikel sebelum ini..

Kita sering mendengar penipisan lapisan ozon tetapi kita tidak mengetahui apa sebenarnya yang berlaku..
Ingin saya ulaskan bahawa lapisan ozon sebenarnya ,O3 dan tidak seperti oksigen iaitu O2.
Lapisan ozon melindungi manusia daripada sinaran Ultraungu yang boleh menyebabkan kanser.

Kita sering dinasihatkan supaya mengurangkan penggunaan seperti peti sejuk yang mengandungi CFC tetapi tidak mengetahui sebabnya....Sebenarnya CFC mengandungi 3 molecule clorin,1atom carbon dan 1atom fluorine .Kesemua atom tersebut bergabung tetapi sinaran UV yang melintasi atom tersebut menyebabkan atom tersebut berpecah dan salah satu atom yang berpecah melanggar atom lapizan ozon iaitu O3.Apabila atom lapisan ozon  dilanggar,ia akan berpecah dan menjadi oksigen biasa iaitu O2.

Proses tersebut berulang dan menyebabkan lapisan ozon bertambah
nipis.Bagi memahaminya lagi ,sila lihat rajah ini;



Ini adalah kesannya.....



 Terdapat  lohong yang besar di permukaan bumi (paling hujung pada gambar atas)




Warna ungu pada gambar ini menunjukkan luas ozon yang semakin nipis dan bocor


Di bahagian atlantik,terdapat banyak kes yang melibatkan kanser dan terdapat rakyat yang mati akibat penyakit kanser kerana sinaran UV yang sampai ke bumi tidak ditapis oleh lapisan ozon disebabkan lapisan ozon telah tiada di sana.Oleh itu,sama-samalah kita menjaga bumi kita.
 




Friday, October 1, 2010

Bidaah

Dari Jabir bin ‘Abdillah radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam suatu khuthbahnya (yang ertinya): “Ammaa ba’d, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” [HR. Muslim]


    Seperti halnya hadis tholabul ilmi. Itu adalah hadits umum yang memerlukan dalil-dalil penjelasan khusus. Jika terpaku pada hadits itu saja, maka semua ilmu itu fardhu ain untuk dituntut. Sanggupkah seorang manusia menuntut semua ilmu? Tidak . Apakah semua ilmu itu fardhu ain dituntut? Tidak . Kerana ada dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa ilmu sihir itu haram. Ilmu komputer itu tidak wajib. Ilmu nahwu sharaf itu tidak wajib ain, tetapi wajib kifayah. Ilmu hudud itu tidak wajib ain, tetapi wajib kifayah. Jika telah dipelajari oleh sebahagian kaum di suatu daerah, maka gugurlah kewajiban itu bagi sebagian lainnya di daerah tersebut.

    Begitu juga dengan hadits kullu bid’atin. Jika kita melihat pada zahir hadis, maka kita melihat bahwa semua yang baru, tanpa terkecuali, adalah bid’ah. Semua perkara baru, baik itu urusan agama mahupun urusan lainnya, tanpa terkecuali, adalah bid’ah.

    Kemudian, hadis kullu bid’atin dibatasi oleh hadis “Barangsiapa yang mengadakan perkara baru dalam urusan kami ini apa-apa yang bukan darinya maka dia tertolak”. Yaitu kullu di sini bukanlah semua, merangkumi urusan agama dan bukan-agama. Kullu di sini, menurut hadis tersebut bermakna semua urusan dalam agama. Jadi, semua perkara baru dalam agama adalah bid’ah. Namun hadis tersebut juga diperjelas lagi dengan dalil-dalil lain.
Menurut Syaikh Izzuddin bin Abdis Salam dalam Qowaaid al Hakam, bid’ah adalah suatu pekerjaan keagamaan yang tidak terdapat pada zaman Rasulullah SAW. Lalu bagaimana hukum dari bid’ah ini? Bagaimana hukum dari pekerjaan keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah ini?

    Menurut riwayat Abu Nu’im, Imam Syafi’i pernah berkata, ““Bid’ah itu dua macam, satu bid’ah terpuji dan yang lain bid’ah tercela. Bid’ah terpuji ialah (pekerjaan keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah) yang sesuai dengan sunnah, sedangkan bid’ah yang tercela ialah (pekerjaan keagamaan yang tidak dikenal pada zaman Rasulullah) yang tidak sesuai dengan sunnah atau menentang sunnah.” [Fathul Bari juz' 17 hlm. 10]

    Menurut riwayat Abu Nu’im pula, bahwa Imam Baihaqi menjelaskan bahwa Imam Syafi’i pernah berkata, “Pekerjaan yang baru itu ada pekerjaan yang menentang atau berlainan dengan Al-Qur`an, sunnah, atsar dan ijma, ini dinamakan bid’ah dholalah; dan ada pula pekerjaan keagamaan yang baru yang baik, yang tidak menentang salah satu yg disebutkan di atas, adalah bid’ah juga, tetapi tidak tercela.” [Fathul Bari juz' 17 hlm. 10]

    Menurut Imam Nawawi, Imam Syafi’i membagi bid’ah kepada dua macam itu berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim : “Barang siapa yang mengadakan dalam Islam suatu sunnah hasanah lalu diamalkan orang sunnahnya itu, maka diberikan kepadanya pahala sebagai pahala orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak mengurangkan sedikit juga dari pahala orang yg mengerjakan kemudian itu. Dan barangsiapa yang mengadakan dalam Islam suatu sunnah sayyi’ah, lalu diamalkan orang sunnah sayyi’ah itu, diberikan dosa kepadanya seperti dosa orang yang mengerjakan kemudian dengan tidak dikurangi sedikitpun juga dari dosa orang yang mengerjakan kemudian itu.” [Syarah Nawawi juz' 14 hlm. 226]

    Hadis ini tidak membicarakan sunnah nabi. Hadis ini membicarakan kebiasaan baru, suatu kebiasaan baru yang belum pernah ada di zaman Rasul. Nabi membahagikan kebiasaan (sunnah) itu menjadi dua, sunnah hasanah dan sunnah sayyi’ah. Supaya tidak rancu dengan sunnah yang biasanya digunakan untuk sunnah nabi, maka pembahagiannya oleh Imam Syafi’i diistilahkan dengan Bid’ah Mahmudah dan Bid’ah Madzmumah. Kenapa dikatakan bid’ah? Karena sunnah/kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan yang baru diadakan setelah Rasul wafat. Karena dia merupakan perkara baru, maka dikatakan bid’ah. Misalnya azan dua kali sebelum solat Jumaat yang dibiasakan oleh Sayyidina Utsman bin Affan. Penulisan dan pengkitaban hadis. Itu semua adalah perkara baru, namun tidak bertentangan dengan agama. Memang Nabi tidak mencontohkan azan dua kali sebelum solat Jumaat tetapi azan memang boleh dilakukan bila-bila saja, tidak hanya menandakan waktu soalat.

    Bahkan mengenai penulisan hadis adalah suatu perkara yang dilarang pada zaman Nabi. Namun sekarang, kita dapat lihat bahawa hadis-hadis itu ditulis dan dikitabkan. Namun ini adalah perkara baru yang baik. Adakah menulis hadis  ibadah? Sungguh, menulis hadis dapat membantu menjaga agama ini. Menulis hadis  membantu penyebaran ajaran agama ini. Penulisan hadis telah membantu orang yang payah menghafal sehingga mereka juga dapat mempelajari hadis. Maka ia adalah ibadah. Penulisan hadis memang dilarang pada zaman Nabi. Namun penulisan hadis selepas zaman baginda dan para sahabat yang telah wafat merupakan perbuatan yang diredai Allah kerana membantu menjaga agama ini.

    Fahamilah pemikiran Imam Syafi’i dalam hal ini. Beliau telah membahagi kan bid’ah atau sunnah baru itu kepada bid’ah mahmudah dan bid’ah madzmumah. Sedangkan Nabi telah membahaginya menjadi sunnah hasanah dan sunnah sayyi’ah. Dan ulama terkemudian menyebutnya bid’ah hasanah dan bid’ah dholalah. Karena sunnah sayyi’ah itu adalah bid’ah yang dimaksud oleh Nabi dalam sabdanya, “Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (saw) dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan dan setiap bid’ah adalah sesat.” Jadi, sunnah yang jelek (sayyi’ah) adalah bid’ah dholalah.

Sumber:[LINK]